Dengan asumsi keuntungan minimal Rp100.000 per perangkat atau layanan yang terjual, maka APJII memperkirakan bahwa keuntungan yang akan diperoleh Elon Musk setiap bulan mencapai Rp2,2 triliun. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh layanan internet satelit Starlink di pasar Indonesia.
Namun, APJII juga menyoroti kelirunya pemerintah dalam pengaturan sumber daya yang mudah diserahkan kepada Elon Musk, yang berpotensi mendapatkan keuntungan besar dari pasar Indonesia. Pihak APJII juga menyinggung pentingnya layanan Starlink untuk puskesmas di wilayah terpencil, terluar, dan tertinggal. Meskipun potensi pasar di wilayah tersebut belum semaksimal seperti di wilayah perkotaan, kehadiran layanan internet satelit dapat membuka akses internet di daerah-daerah tersebut.
Meskipun begitu, Jerry Mangasas Swandy dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) menekankan bahwa banyak negara di dunia, kecuali China, melarang layanan Starlink karena alasan keamanan dan perlindungan industri domestik. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran layanan internet satelit oleh perusahaan asing seperti Starlink juga mendapatkan tantangan di sejumlah negara.