Petugas medis dan bantuan kesehatan di Arab Saudi dikritik karena minimnya pelayanan kepada jemaah haji tahun 2024. Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat jumlah jemaah haji yang menjalani ibadah di tengah cuaca panas ekstrem yang dapat memengaruhi kesehatan mereka. Diketahui bahwa lebih dari seribu jemaah telah meninggal dunia dalam pelaksanaan musim haji tahun ini, meningkatkan kekhawatiran akan keselamatan dan kesejahteraan jemaah.
Dilansir dari CNN pada Sabtu (22/6), banyak saksi mata melaporkan bahwa sejumlah jemaah kehilangan kesadaran akibat cuaca panas yang ekstrem. Bahkan, beberapa jemaah melaporkan bahwa mereka melewati mayat-mayat yang telah ditutupi oleh kain putih saat mereka sedang menjalani ibadah haji.
Zirrar Ali (40), seorang jemaah haji asal London, berbagi pengalaman yang menunjukkan kurangnya layanan yang disediakan selama pelaksanaan ibadah haji. Ia menyatakan bahwa ketersediaan air bersih dan air minum sangat minim, begitu juga dengan tempat berteduh. Selama seminggu di Makkah, dukungan medis bagi jemaah juga terbilang kurang, meningkatkan kekhawatiran akan keselamatan jemaah yang memerlukan perawatan medis.
Ali juga mengekspresikan kekecewaannya terhadap minimnya petugas medis yang tersedia, menyebutkan bahwa pelayanan medis hanya akan diberikan saat keadaan darurat, hal ini menambah ketakutan para jemaah akan keselamatan mereka. Ia juga melaporkan bahwa banyak jemaah yang pingsan dan hanya mendapat pertolongan dari sesama jemaah sehingga memperburuk kondisi kesehatan mereka.