Proyek Pabrik di AS Terancam Mundur
Dalam divisi manufaktur chip, Samsung menghadapi tantangan serius. Perusahaan kemungkinan akan menunda kembali pengoperasian pabrik semikonduktor barunya di Amerika Serikat, dari rencana awal 2026 menjadi 2027. Alasannya cukup mendasar: belum ada pesanan besar yang masuk untuk pabrik tersebut, sehingga tidak ada justifikasi ekonomi untuk mulai beroperasi dalam waktu dekat.
Proyek pabrik ini sebenarnya sudah tertunda dari jadwal awal pembukaan di tahun 2024. Penundaan demi penundaan ini menunjukkan kesulitan Samsung dalam mengeksekusi strategi global mereka, terutama di tengah persaingan ketat dan ketidakpastian pasar.
Berdasarkan data LSEG, laba operasional dari divisi chip Samsung diperkirakan hanya mencapai 1,7 triliun won, turun dari 1,9 triliun won pada kuartal yang sama tahun lalu.
Namun demikian, divisi ponsel dan jaringan justru menunjukkan sedikit peningkatan. Laba dari sektor ini diprediksi mencapai 3,7 triliun won, naik dari 3,5 triliun won berkat lonjakan pengiriman smartphone dan depresiasi nilai tukar won yang membuat pendapatan ekspor lebih menguntungkan.
Kesimpulan: Masa Sulit Samsung Belum Usai
Kondisi keuangan Samsung pada awal 2025 menggambarkan tantangan serius yang dihadapi perusahaan teknologi global di tengah persaingan ketat dan ketidakpastian ekonomi dunia. Meski masih memiliki kekuatan di sektor smartphone dan jaringan, ketergantungan Samsung terhadap chip komoditas serta keterlambatan inovasi di sektor semikonduktor membuat masa depan jangka pendek mereka penuh tantangan.
Jika Samsung tidak segera beradaptasi dan mempercepat pengembangan chip AI berkualitas tinggi, posisinya sebagai pemimpin pasar bisa terus tergerus oleh kompetitor seperti SK Hynix. Mampukah Samsung bangkit dan kembali memimpin revolusi teknologi global?