Tampang

Samsung di Ambang Krisis? Laba Merosot, Chip AI Lesu, dan Pabrik AS Terancam Tertunda

8 Apr 2025 19:51 wib. 67
0 0
Samsung di Ambang Krisis? Laba Merosot, Chip AI Lesu, dan Pabrik AS Terancam Tertunda
Sumber foto: iStock

Laba Diprediksi Menyusut Signifikan

Data dari LSEG SmartEstimate memperkirakan bahwa laba operasional Samsung untuk kuartal I-2025 akan berada di angka 5,2 triliun won (sekitar 3,62 miliar dolar AS). Angka ini jauh di bawah pencapaian pada periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 6,6 triliun won.

Sementara itu, Samsung sedang mengembangkan ulang desain untuk chip HBM andalannya guna memenuhi kebutuhan klien besar. Tetapi kenyataan bahwa perusahaan ini masih sangat bergantung pada chip komoditas dengan margin rendah membuat performa keuangannya mudah terpengaruh oleh fluktuasi harga pasar.

Sebagai contoh, menurut laporan dari TrendForce, harga chip DRAM turun sekitar 25%, sementara chip flash NAND anjlok hingga 50% pada kuartal pertama tahun ini. Ini menjadi beban berat bagi Samsung yang belum mampu mengimbangi ketergantungan terhadap chip jenis ini dengan produk premium.

Dibayangi Kinerja Buruk Dibanding SK Hynix

Dengan kondisi pasar yang penuh tantangan, Samsung diperkirakan akan kembali tertinggal dibandingkan SK Hynix. Perusahaan saingan ini justru diprediksi mencatat lonjakan laba dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, berkat posisi kuat mereka dalam pasokan chip AI ke perusahaan besar global.

Di sisi lain, kebijakan tarif dagang dari Presiden AS Donald Trump turut memperparah kondisi. Tarif besar-besaran terhadap produk-produk elektronik dari luar negeri dipastikan akan berdampak pada biaya ekspor produk Samsung seperti smartphone, TV, laptop, hingga peralatan rumah tangga. Ini membuat Samsung harus berpikir keras untuk mendiversifikasi basis produksinya di luar pasar tradisional, meskipun langkah ini tidak bisa diwujudkan dalam waktu singkat.

Menurut analis KB Securities, Jeff Kim, upaya Samsung untuk memindahkan basis produksi atau membangun pabrik baru akan menjadi strategi jangka menengah hingga panjang. Namun, jika kebijakan tarif terhadap perangkat konsumen terus berlangsung, maka permintaan pasar juga bisa menurun secara signifikan.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?