Tampang

Robot Tesla Kena Sanksi China: Magnet Langka Jadi Senjata Dagang Baru di Tengah Ambisi Elon

25 Apr 2025 11:24 wib. 24
0 0
Robot Tesla Kena Sanksi China: Magnet Langka Jadi Senjata Dagang Baru di Tengah Ambisi Elon
Sumber foto: iStock

China vs AS: Perang Tarif dan Pembalasan Ekspor

Langkah pembatasan yang diambil oleh China bukan tanpa alasan. Ini adalah respons langsung terhadap kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden Trump, yaitu sebesar 145% terhadap barang-barang dari China. Tak tinggal diam, China pun mengenakan tarif balasan sebesar 125% terhadap produk impor dari AS. Ketegangan ini menjadikan magnet tanah jarang sebagai alat strategis dalam perang dagang modern.

Magnet tanah jarang sendiri merupakan komponen krusial dalam berbagai produk teknologi tinggi, mulai dari alat elektronik, kendaraan listrik, hingga sistem pertahanan militer. Itulah sebabnya, pemerintah China ingin mengontrol penggunaannya secara ketat dan menuntut adanya lisensi ekspor resmi yang diajukan melalui Kementerian Perdagangan mereka.

Menurut para analis, proses pengajuan lisensi tersebut bisa memakan waktu hingga dua bulan, menambah ketidakpastian dan tekanan terhadap produsen seperti Tesla yang sangat bergantung pada pasokan dari Asia Timur.

Optimus, Ambisi Musk yang Terhalang Regulasi

Tesla memiliki target ambisius untuk memproduksi ribuan unit robot humanoid Optimus pada tahun ini. Robot ini dirancang untuk membantu pekerjaan industri dan rumah tangga dengan kecerdasan buatan mutakhir. Namun, hambatan regulasi dan krisis geopolitik membuat rencana tersebut bisa saja tertunda, bahkan berisiko gagal total.

Musk pun secara terbuka menyampaikan bahwa pihaknya sedang bernegosiasi dengan pemerintah China untuk memperoleh lisensi penggunaan magnet tanah jarang secara eksklusif untuk produksi Optimus. Namun belum ada kejelasan sejauh mana diskusi ini akan membuahkan hasil positif bagi Tesla.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?