Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN, Slamet Aji Pamungkas, dalam sebuah acara di Jakarta, mengungkapkan bahwa terdapat lebih dari 44 juta aktivitas malware yang telah terdeteksi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) hingga bulan Mei 2024. Tidak hanya itu, Slamet juga mencatat adanya 74 juta anomali trafik yang menimbulkan potensi serangan siber selama periode Januari hingga Mei 2024.
Menurutnya, anomali trafik tersebut dapat berpotensi menjadi serangan siber yang merugikan. Data yang dipublikasikan oleh BSSN mengungkapkan bahwa sejumlah besar anomali trafik tersebut telah teridentifikasi sebagai aktivitas malware (59,76%) dan aktivitas trojan (17,52%). Hal ini menunjukkan adanya ancaman yang signifikan terhadap keamanan siber di Indonesia.
Slamet menjelaskan bahwa tren anomali trafik setiap bulan sepanjang tahun 2024 menunjukkan bahwa bulan Maret menjadi bulan dengan jumlah anomali trafik tertinggi, diikuti oleh Januari dan Februari. Meskipun begitu, data menunjukkan adanya penurunan jumlah anomali trafik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2023, angka anomali trafik bulanan cukup tinggi, bahkan mencapai lebih dari 403 juta anomali, di mana sekitar 44,47% merupakan aktivitas malware dan 33,28% merupakan aktivitas trojan.