Dampak ke Tenaga Kerja dan Etika Automasi
Namun tentu saja, kemunculan robot humanoid seperti Figure 2 juga mengundang kekhawatiran. Banyak pihak mempertanyakan dampaknya terhadap lapangan pekerjaan, terutama di sektor logistik yang selama ini menyerap jutaan tenaga kerja manual. Selain itu, penggunaan robot untuk menyentuh dan mengelola barang fisik dalam skala besar juga memicu perdebatan soal etika, pengawasan, dan keamanan data.
Apakah perusahaan akan menggantikan manusia secara penuh dengan robot? Atau teknologi ini hanya akan digunakan sebagai pendamping untuk meningkatkan efisiensi? Pertanyaan-pertanyaan ini masih akan terus bergulir seiring cepatnya perkembangan AI dan robotika.
Kesimpulan: Indonesia Siap Masuki Era Gudang Otomatis?
Keberhasilan robot Figure 2 dalam menyortir paket dengan cepat dan akurat adalah tonggak baru dalam sejarah otomasi logistik global. Meski awalnya dikembangkan di Amerika, teknologi ini punya potensi besar untuk diterapkan di Indonesia—negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di Asia Tenggara.
Dengan tantangan berupa keterbatasan tenaga kerja, kebutuhan efisiensi tinggi, dan beban paket yang terus meningkat, mengadopsi robot humanoid seperti Figure 2 bisa menjadi solusi cerdas. Tentu saja, langkah ini harus disertai dengan regulasi ketat dan pertimbangan etis agar tidak menimbulkan disrupsi sosial.
Apakah ini tanda bahwa kita akan melihat robot manusia bekerja berdampingan dengan petugas logistik di gudang-gudang Indonesia dalam waktu dekat?