Ketakutan Menjadi Orang Tua di Era AI
Salah satu dampak paling tidak terduga dari dominasi AI adalah menurunnya keinginan masyarakat untuk memiliki anak. Kak menjelaskan, banyak orang mulai ragu untuk membangun keluarga karena mereka khawatir akan masa depan anak-anak mereka.
Bayangkan, siapa yang ingin membesarkan anak jika prospek kerja di masa depan semakin suram akibat persaingan dengan robot? Ditambah lagi, biaya hidup yang semakin tinggi juga menjadi pertimbangan besar.
“Kebanyakan orang kini mempertimbangkan faktor ekonomi dan ketidakpastian masa depan sebelum memutuskan untuk punya anak,” tambahnya.
Populasi Menurun, Kota Besar Terancam Jadi Kota Hantu
Jika tren penurunan angka kelahiran terus berlanjut, maka populasi global akan mengalami penurunan drastis dalam jangka panjang. Kak memperkirakan bahwa pada tahun 2300, hanya akan ada sekitar 100 juta orang yang tersisa di Bumi.
Akibatnya, kota-kota besar seperti New York, London, atau Tokyo bisa berubah menjadi kota mati. Tanpa generasi penerus yang cukup, pusat-pusat peradaban ini akan kehilangan vitalitasnya dan menjadi bayangan dari kejayaan masa lalu.
Bukan sekadar teori semata, Kak mengaku memiliki data yang mendukung klaimnya. “Ini bukan hanya opini pribadi. Saya punya data untuk mendukung semua ini,” ujarnya dengan yakin.
Tren Penurunan Populasi Sudah Terlihat di Berbagai Negara
Peringatan Kak bukan tanpa dasar. Saat ini, beberapa negara besar seperti Jepang, Korea Selatan, China, hingga banyak wilayah di Eropa sudah mencatat penurunan jumlah penduduk. Tingkat kelahiran terus menurun, sementara harapan hidup meningkat, menciptakan ketidakseimbangan demografi yang mengkhawatirkan.