"Saya pikir usia itu akan cenderung lebih muda, karena orang tua mulai lelah memberikan ponsel pintar kepada anak-anak mereka, kata Stacy DeBroff, kepala eksekutif Influence Central kepada New York Times.
James P. Steyer, kepala eksekutif Common Sense Media, sebuah organisasi nirlaba yang mengulas konten dan produk untuk keluarga, juga mengatakan bahwa ia punya satu aturan ketat untuk anak-anaknya dalam penggunaan HP.
Mereka baru mulai mendapatkan ponsel pribadi mulai sekolah menengah dan hanya jika anak-anaknya telah membuktikan bahwa mereka bisa menahan diri.
Tiidak ada dua anak yang sama, dan tidak ada angka ajaib, katanya.
Tentang usia yang tepat bagi anak-anak untuk memiliki HP, seorang psikolog anak, Dr. Amanda Gummer, menyatakan bahwa penting untuk mempertimbangkan kematangan anak.
Menurutnya, ada risiko overdosis digital yang bisa membawa dampak negatif pada anak. Penggunaan gadget yang tidak terkontrol dapat mengganggu perkembangan otak anak, kualitas tidur, serta interaksi sosial.
Data dari American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa terlalu banyak waktu terpapar layar dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan bahasa, motorik kasar, dan kognitif pada anak. Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat mengganggu kualitas tidur dan memicu masalah emosional.
Sebagai alternatif, orang tua dapat membatasi penggunaan gadget dengan membuat aturan tertentu, seperti waktu yang ditentukan untuk menggunakan gadget, pemasangan aplikasi pengawasan, dan mengajak anak berpartisipasi dalam aktivitas fisik dan interaksi sosial langsung dengan teman-teman.
Penelitian oleh University of Michigan menunjukkan bahwa interaksi sosial langsung dapat membantu meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan anak.
Pendapat yang sejalan juga disampaikan oleh Dr. Jenny Radesky, seorang dokter anak di University of Michigan C.S. Mott Children's Hospital. Menurutnya, penggunaan gadget dalam usia dini dapat menghambat kem