Pada bulan Juni, Gubernur Hawaii David Ige menandatangani surat-surat yang membuat negaranya menjadi yang pertama di negara tersebut untuk memberlakukan undang-undang yang menerapkan bagian dari kesepakatan iklim Paris.
Departemen Luar Negeri A.S. mengatakan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa pihaknya siap untuk memulai proses penarikan dari perjanjian iklim Paris. Sebelum pengumuman tersebut, dua belas gubernur negara bagian, termasuk mereka yang kaya sumber daya alam shale, menandatangani sebuah surat kepada Presiden Donald Trump yang meminta keselarasan lanjutan dengan kesepakatan iklim global. Dalam surat tersebut, mereka mengingatkan presiden bahwa, karena ini adalah kesepakatan multilateral, negara berkembang lainnya seperti China dan India akan memanfaatkan manfaat ekonomi dari teknologi terbarukan jika Amerika Serikat pergi.