Baru-baru ini, Oppo dan Realme menjadi sorotan setelah ditemukan adanya aplikasi pinjaman online (pinjol) bernama Fineasy yang secara otomatis terinstal di perangkat pengguna tanpa izin. Situasi ini memicu kekhawatiran luas karena aplikasi tersebut memiliki akses ke informasi pribadi pengguna, termasuk kontak, dan tidak dapat dihapus dengan mudah.
Insiden ini mengundang reaksi keras dari Dewan Konsumen Thailand. Mereka menilai bahwa pemasangan aplikasi tanpa persetujuan pengguna adalah pelanggaran hak-hak konsumen. Lebih dari itu, aplikasi ini juga memungkinkan pengiriman pemberitahuan yang mengganggu, yang semakin memperburuk pengalaman pengguna.
Dewan Konsumen Thailand menyebutkan bahwa pengguna tidak memiliki kendali penuh untuk mencegah akses aplikasi ke data pribadi mereka. Hal ini membuka peluang bagi potensi penyalahgunaan data, penipuan, bahkan pelanggaran keamanan finansial melalui telepon. Mereka pun mendesak lembaga terkait, seperti Komisi Penyiaran dan Telekomunikasi Nasional serta Bank of Thailand, untuk segera mengambil langkah tegas dalam menangani kasus ini.
Menanggapi situasi tersebut, Oppo dan Realme akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi berupa permintaan maaf kepada para pengguna. Dalam pernyataan tersebut, kedua perusahaan asal China itu mengakui kesalahan mereka dan menyatakan telah bekerja sama dengan otoritas terkait untuk menyelesaikan masalah ini.
“Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan ini. Kami telah berupaya agar aplikasi Fineasy tidak lagi memberikan akses ke fitur pinjaman online dan hanya berfungsi untuk memfasilitasi kehidupan sehari-hari,” demikian pernyataan mereka yang dikutip dari Nation Thailand pada Senin, 13 Januari 2025.