Nilai transaksi ride hailing di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 13% year on year (yoy), mencapai US$ 9 miliar atau setara dengan Rp 142 triliun pada tahun ini. Data ini terungkap dalam laporan dari Google, Temasek, dan Bain and Company dalam laporan e-Conomy SEA 2024. Peningkatan transaksi ojek online (ojol) ini disebabkan oleh kenaikan tarif layanan dan bertambahnya jumlah pengemudi.
Aadarsh Baijal, Partner di Bain and Company, mengungkapkan keheranannya terkait kenaikan harga layanan taksi dan ojek online di Indonesia. Dia menyatakan bahwa perusahaan seperti Gojek dan Grab masih tetap bersaing dalam hal harga, namun tarif pada umumnya mengalami sedikit peningkatan. Hal ini disebabkan oleh perusahaan yang mengurangi 'bakar uang', sehingga tarif taksi dan ojek online kembali normal.
Berfokus pada kenaikan tarif, Baijal menyatakan, "Harga sedikit naik, masih ada persaingan yang bagus dengan beberapa pemain baru, yang menciptakan proposisi yang bagus bagi konsumen". Dia menambahkan bahwa rata-rata perusahaan telah mampu memulihkan sebagian dana yang mereka serap untuk diskon, sehingga dapat membawa harga kembali ke tingkat yang lebih berkelanjutan.
Selain kenaikan tarif, ada faktor-faktor lain yang turut mendorong peningkatan transaksi ojol di Indonesia. Menurut Baijal, pemulihan di sektor transportasi menjadi faktor jangka pendek yang turut mendorong pertumbuhan ini. Di samping itu, bertambahnya jumlah pengemudi ojek online juga menjadi faktor pendorong naiknya transaksi.