Tampang

Misteri Alam Semesta: Benarkah Model Kosmologi yang Selama Ini Kita Percaya Telah Dipatahkan?

5 Feb 2025 08:49 wib. 19
0 0
Misteri Alam Semesta: Benarkah Model Kosmologi yang Selama Ini Kita Percaya Telah Dipatahkan?
Sumber foto: iStock

Sejak lama, ilmuwan percaya bahwa alam semesta mengembang dengan kecepatan tertentu sesuai dengan model kosmologi standar. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kecepatan ekspansi alam semesta ternyata lebih tinggi dari yang diperkirakan. Bahkan, salah satu peneliti menyebut bahwa model kosmologi yang selama ini kita pegang mungkin sudah tidak lagi valid.

Penelitian ini pertama kali dilakukan dengan menggunakan Teleskop Hubble, kemudian diperkuat oleh Teleskop James Webb, yang menemukan bahwa laju ekspansi alam semesta tidak seragam dan bergantung pada lokasi pengamatan.

Profesor fisika dari Duke University, Dan Scolnic, mengungkapkan bahwa perbedaan hasil pengukuran ini bukan hanya sekadar ketidaksesuaian kecil, melainkan telah berkembang menjadi krisis dalam kosmologi. “Ketegangan berubah menjadi krisis. Artinya, dalam beberapa hal model kosmologi kita mungkin sudah dipatahkan,” ujarnya dalam laporan yang dikutip oleh Live Science pada Rabu (22/1/2025).

Dua Metode Mengukur Kecepatan Ekspansi Alam Semesta

Para ilmuwan menggunakan dua metode utama untuk mengukur kecepatan ekspansi alam semesta, yang dikenal dengan istilah Konstanta Hubble.

  1. Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmik (CMB)
    Cara pertama adalah dengan menganalisis fluktuasi kecil pada CMB, yaitu radiasi sisa dari Big Bang yang terbentuk sekitar 380.000 tahun setelah alam semesta lahir. Radiasi ini dianggap sebagai cahaya tertua di alam semesta yang membantu para astronom memahami bagaimana alam semesta berkembang sejak awal terbentuk.

  2. Pengamatan Bintang Cepheid dan Supernova Tipe Ia
    Cara kedua adalah dengan mengukur bintang-bintang variabel Cepheid, yang memiliki pola terang dan redup secara berkala. Bintang Cepheid ini perlahan akan mati, sementara lapisan gas heliumnya tumbuh dan menyusut secara berulang ketika menyerap dan melepaskan radiasi.

    Pola ini memungkinkan para astronom untuk mengukur kecerahan intrinsik bintang, lalu membandingkannya dengan kecerahan yang teramati dari Bumi. Dengan bantuan Supernova Tipe Ia sebagai acuan jarak, metode ini membantu menentukan seberapa cepat alam semesta sedang mengembang.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Cara Memilih Hijab Segi Empat
0 Suka, 0 Komentar, 19 Okt 2018

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?