Selain itu, banyak negara yang bergantung pada impor teknologi canggih dari AS mungkin akan mencari alternatif dari negara lain. Hal ini berpotensi mengurangi pangsa pasar perusahaan-perusahaan teknologi AS di tingkat internasional.
Ketidakpastian Implementasi Kebijakan
Hingga saat ini, belum ada kepastian apakah proposal kebijakan ini akan diterapkan sepenuhnya. Faktor politik dalam negeri AS, seperti pergantian presiden di masa mendatang, dapat memengaruhi nasib kebijakan ini. Jika kepemimpinan berpindah ke pemerintahan yang lebih pro-bisnis, seperti yang diharapkan dari Trump, pembatasan ini kemungkinan besar akan ditinjau ulang atau bahkan dibatalkan.
Dampak pada Indonesia
Sebagai salah satu negara di kelompok Tier 2, Indonesia akan mengalami dampak langsung dari pembatasan ini. Keterbatasan akses ke teknologi AI canggih dari AS dapat memengaruhi pengembangan industri berbasis AI di Indonesia. Hal ini juga dapat memperlambat adopsi teknologi AI di sektor-sektor strategis, seperti pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.
Namun, pembatasan ini juga dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan solusi teknologi lokal yang lebih mandiri. Dengan mendorong riset dan pengembangan dalam negeri, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor teknologi dari luar negeri.