Dikutip dari Wareable, Selasa (19/9/2017), mereka mengembangkan kacamata berbasis teknologi Augmented Reality (AR) yang dapat menerima perintah berdasarkan gerakan hidung si pengguna.
Hal ini bisa terjadi berkat sensor integration of electrooculography (EOG) yang disematkan pada penghubung bingkai (bridge) dan nose pads. Nantinya setiap gerakan hidung pengguna akan terlacak untuk merespon sebuah perintah.
Kacamata ini mampu membedakan saat hidung dipegang, digosok, atau dijepit oleh si pengguna. Misalnya, menggosok kacamata dapat memberikan perintah "pause" pada video yang tengah diputar di YouTube.