Kacamata ini mampu membedakan saat hidung dipegang, digosok, atau dijepit oleh si pengguna. Misalnya, menggosok kacamata dapat memberikan perintah "pause" pada video yang tengah diputar di YouTube.
Sebelumnya, tim peneliti ini berencana untuk mengembangkan ide tersebut untuk perangkat komputer dan smartphone. Karena tidak ingin teknologi AR tumpang tindih, peneliti akhirnya memilih kacamata untuk merealisasikan ide ini.