Saat didekati oleh bos OpenAI, Sam Altman, Johansson menolak permintaan tersebut. Namun, hanya dua hari sebelum peluncuran, Altman kembali menghubungi agen Johansson dan meminta agar permintaannya dipertimbangkan kembali. Meski demikian, OpenAI tetap menggunakan suara Johansson tanpa izin. Meskipun perusahaan tersebut membantah bahwa suara Sky adalah hasil kloning suara Johansson, penggunaan asisten suara tersebut akhirnya dihentikan.
Kasus-kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan terhadap keaslian suara dan penggunaan teknologi AI dengan izin yang jelas. Para tokoh publik, seperti Morgan Freeman dan Scarlett Johansson, menjadi perhatian khusus terhadap penyalahgunaan teknologi ini. Semua pihak, baik individu maupun perusahaan, perlu sangat berhati-hati dalam menggunakan suara tokoh terkenal sehingga tidak melanggar hak cipta dan privasi mereka. Kejadian ini juga menimbulkan pertanyaan tentang peraturan dan hukum yang perlu diterapkan dalam kasus-kasus seperti ini.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, perlindungan terhadap hak cipta dan keaslian suara tokoh publik menjadi lebih kompleks. Para aktor dan aktris terkenal tidak hanya harus menghadapi tantangan dalam dunia hiburan, tetapi juga dalam perlindungan terhadap identitas suara mereka. Oleh karena itu, kerja sama antara tokoh publik, pihak berwenang, dan perusahaan teknologi sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang adil dan terjamin dalam penggunaan kecerdasan buatan.