Perubahan Budaya dan Fokus pada Inovasi
Selain merampingkan jumlah karyawan, Intel juga berencana melakukan transformasi besar-besaran dalam struktur organisasi dan budaya kerja internal. Tan secara terbuka mengkritik budaya kerja lama Intel yang dianggap lamban, penuh birokrasi, dan memperlambat inovasi.
Ia berkomitmen untuk mempercepat pengambilan keputusan, mengurangi lapisan birokrasi yang tidak perlu, dan memberdayakan tim-tim kecil agar lebih lincah dalam mengembangkan produk, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI) yang saat ini menjadi fokus utama industri teknologi.
Sebagai seorang insinyur chip dengan pengalaman panjang di dunia teknologi, Tan menekankan pentingnya memberdayakan para insinyur Intel. Ia mengungkapkan rencana untuk mengoptimalkan fungsi teknik inti dan mempercepat peta jalan teknologi perusahaan. Dengan menghilangkan proses kerja yang menghambat, ia berharap para insinyur dapat lebih produktif dan inovatif.
"Kita harus kembali ke akar kekuatan Intel, yakni inovasi dan rekayasa. Para insinyur harus menjadi pusat dari setiap langkah yang kita ambil," tegas Tan dalam pernyataannya.
Penjualan Saham Altera untuk Perkuat Neraca Keuangan
Dalam strategi besar ini, Intel juga mengambil langkah signifikan lainnya, yakni menjual 51% saham divisi logika terprogram Altera kepada perusahaan investasi Silver Lake Partners. Dari transaksi ini, Intel akan mendapatkan suntikan dana segar sekitar US$9 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat neraca keuangan dan mendukung berbagai inisiatif transformasi yang tengah digalakkan.
Penjualan sebagian Altera ini merupakan bagian dari upaya Intel untuk lebih fokus pada bisnis intinya, sekaligus mempercepat adaptasi di tengah perubahan pasar yang dinamis. Dengan langkah ini, Intel berharap dapat menjaga likuiditas sekaligus meningkatkan fleksibilitas dalam mengembangkan teknologi masa depan.