Huawei, perusahaan teknologi raksasa asal China, melakukan upaya besar untuk membajak karyawan perusahaan komponen chip asal Jerman, Zeiss SMT. Mereka bahkan nekad menawarkan gaji hingga tiga kali lipat kepada para karyawan Zeiss SMT agar bersedia bergabung dengan perusahaan tersebut.
Tawaran ini tidak hanya mencakup kompensasi finansial yang menggiurkan, namun juga mendorong penyelidikan oleh pejabat intelijen Jerman terkait risiko kemungkinan "pintu belakang" bagi Huawei untuk mengakses kekayaan intelektual yang paling canggih di dunia.
Sebagian besar staf yang memiliki akses ke Zeiss SMT mengakui bahwa mereka mendapat bombardir pesan melalui LinkedIn, email, dan telepon dari perwakilan Huawei. Tawaran gaji yang jauh di atas standar pasar berpotensi memicu perpindahan besar-besaran talenta terbaik di bidang teknologi.
Seiring dengan situasi geopolitik yang semakin tegang, perburuan talenta ini menggambarkan pertarungan sengit antara China dan Barat dalam memperebutkan supremasi di pasar teknologi global.
Perkembangan ini menjadi indikator bahwa perang talenta telah menjadi bagian integral dari persaingan antara China dan Barat di sektor teknologi. Ketika pemerintah Barat semakin menghambat akses China terhadap teknologi yang sensitif, tren penarikan engineer terbaik oleh perusahaan China semakin meningkat.