Di era digital saat ini, privasi seolah menjadi barang langka, apalagi bagi pengguna smartphone berbasis Android. Temuan terbaru mengungkap bahwa Meta—perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp—dapat melacak aktivitas pengguna Android selama 24 jam penuh, tanpa sepengetahuan maupun persetujuan mereka.
Laporan dari BGR (12/6/2025) membongkar praktik mencengangkan ini. Meta dilaporkan memanfaatkan browser Android untuk memantau seluruh aktivitas online penggunanya, termasuk riwayat kunjungan ke situs web, klik, dan transaksi pembelian. Bahkan, ketika pengguna menggunakan mode incognito atau VPN, Meta tetap bisa menyusup dan merekam jejak digital tersebut.
Hal yang lebih mengkhawatirkan, pengawasan ini tetap berlangsung jika pengguna masuk ke akun Facebook atau Instagram saat berselancar di internet melalui browser Android. Artinya, meskipun pengguna merasa aman dengan perlindungan VPN atau mode penyamaran, data mereka tetap dapat dihubungkan dengan akun media sosial mereka oleh sistem pelacakan canggih milik Meta.
Temuan serius ini pertama kali diungkap oleh Gunes Acar, seorang peneliti dari Radboud University, Belanda. Ia menemukan bahwa Meta menyematkan pelacak bernama Meta Pixel pada sekitar 20% dari situs paling populer di internet. Teknologi ini secara diam-diam menghubungkan aktivitas web pengguna langsung ke platform Facebook dan Instagram di perangkat Android mereka.
Apa yang membuat metode ini sangat berbahaya adalah kemampuannya menyusup bahkan ke sistem perlindungan canggih, seperti incognito mode dan VPN, yang selama ini dipercaya mampu menjaga kerahasiaan pengguna. Meta diduga sengaja menyembunyikan mekanisme pelacakan tersebut agar tidak terdeteksi, sehingga pengguna tidak menyadari bahwa mereka sedang diawasi.