Tampang.com | Kehadiran DeepSeek dalam dunia teknologi informasi saat ini mencuri perhatian banyak pihak. Aplikasi yang bersangkutan memperkenalkan model kecerdasan buatan (AI) yang tidak hanya efisien tetapi juga terjangkau, belakangan ini memicu berbagai dinamika di pasar global. Dalam jangka waktu yang singkat, DeepSeek berhasil menggeser popularitas ChatGPT dan menjadi aplikasi gratis paling banyak diunduh di App Store iOS Amerika Serikat.
Kemunculan DeepSeek menandai perubahan signifikan bagi perusahaan-perusahaan teknologi di berbagai belahan dunia. Respons yang muncul di beberapa negara menggambarkan dampak nyata dari kehadiran aplikasi ini.
Di Hong Kong, misalnya, pasar bursa kembali bergairah. Investor asal China tentunya menjadi salah satu pendorong utama, dengan total pembelian mencapai HK$22,4 miliar (sekitar US$2,88 miliar). Ini adalah jumlah yang signifikan, menjadi pembelian harian terbesar sejak awal 2021.
Investor kembali percaya diri setelah melihat hasil positif dari Indeks Teknologi Hang Seng yang meroket hingga 2,3% setelah pembelian ini. Investor dari daratan China juga mencatatkan tambahan pembelian sebanyak HK$5,5 miliar dalam hitungan sehari setelah pembelian awal, menunjukkan potensi pemulihan yang cepat pada kekuatan ekonomi di sektor teknologi.
Sementara di daratan China, dampak DeepSeek kian terasa dengan memengaruhi para raksasa teknologi seperti Alibaba dan Baidu. Kinerja Baidu pada laporan pendapatan kuartal terakhir mengecewakan, mencatatkan penurunan 2% pada pendapatannya menjadi 34,1 miliar yuan (sekitar US$4,7 miliar).
Penurunan ini menjadi sinyal bahwa Baidu sedang terdesak kompetisi di pasar pencarian internet dan kecerdasan buatan. Booming dari DeepSeek menyebabkan Baidu kehilangan momentum yang sempat ia miliki dan membuat langkah cepat untuk beradaptasi, termasuk membuka model AI-nya untuk umum dan mengintegrasikan teknologi DeepSeek.