Tampang

China vs AS: Perlombaan Sengit Menciptakan Energi Fusi Nuklir Skala Jaringan Pertama!

19 Mar 2025 20:40 wib. 51
0 0
China vs AS: Perlombaan Sengit Menciptakan Energi Fusi Nuklir Skala Jaringan Pertama!
Sumber foto: iStock

AS sebelumnya menjadi negara pertama yang berhasil memanfaatkan fusi dalam skala besar dengan uji coba bom hidrogen yang dilakukan pada tahun 1952. Selama tujuh dekade terakhir, para ilmuwan di seluruh dunia telah berupaya untuk mengubah reaksi fusi menjadi sumber listrik yang dapat dimanfaatkan secara luas. Proses fusi terjadi ketika atom hidrogen mencapai suhu ekstrem dan akhirnya bergabung menjadi plasma super panas. Energi yang dilepaskan selama proses ini, secara teori, dapat diubah menjadi energi dalam jumlah besar. Namun, tantangan besar dalam proses ini adalah mengendalikan plasma.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengatasi tantangan pengendalian plasma. Metode yang cukup populer menggunakan magnet kuat untuk menahan plasma di dalam alat bernama tokamak yang memiliki bentuk menyerupai donat logam. Selain itu, teknik lain yang digunakan adalah dengan menggunakan laser berenergi tinggi yang diarahkan ke pelet bahan bakar seukuran butiran merica, yang kemudian dipampatkan dan meledak secara cepat.

Salah satu pencapaian terbesar AS dalam penelitian fusi terjadi pada tahun 2022 di Lawrence Livermore National Ignition Facility (NIF), di mana percobaan penyalaan fusi pertama yang berhasil menghasilkan energi positif bersih sukses dilakukan. Sejak saat itu, terjadi lonjakan investasi swasta di perusahaan rintisan fusi di AS, yang kini mencapai angka US$8 miliar, meningkat signifikan dari hanya US$1,2 miliar pada tahun 2021. Dari total 40 perusahaan anggota Fusion Industry Association (FIA), sekitar 25 di antaranya berlokasi di AS.

Sementara itu, Tiongkok tidak tinggal diam. Proyek-proyek energi fusi baru terus dikembangkan di negara tersebut, pada saat AS lebih terfokus pada peningkatan mesin-mesin fusi yang sudah ada, yang banyak di antaranya telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun. Binderbauer, dari TAE, menyoroti bahwa para ilmuwan lebih tertarik untuk mengerjakan proyek baru yang menjanjikan, daripada memperbaiki mesin tua yang dianggap sebagai "dinosaurus."

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?