Finkle menilai bahwa kebijakan ini tidak masuk akal, terutama dalam mengendalikan komputer pusat data sehari-hari dan teknologi yang telah ada di PC gaming di seluruh dunia. Ia juga menyoroti bahwa kebijakan ini disamarkan sebagai langkah anti-Tiongkok, padahal kebijakan tersebut justru akan merugikan banyak negara di seluruh dunia.
Kebijakan tersebut diperkirakan akan menciptakan tiga tingkatan pembatasan cip, yang akan mempengaruhi akses dan penjualan cip di seluruh dunia. Sekelompok sekutu AS masih akan memiliki akses penuh ke semikonduktor Amerika, namun sebagian besar negara akan menghadapi batasan baru, termasuk pembatasan total daya komputasi yang dapat diberikan kepada satu negara. Meskipun demikian, perwakilan dari Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menolak untuk memberikan komentar terkait aturan tersebut.
Jika kebijakan ini resmi dikeluarkan, maka akan muncul kurang dari dua minggu sebelum Donald Trump akan dilantik sebagai pengganti Joe Biden. Finkle menegaskan bahwa kebijakan pemerintahan Biden di menit-menit terakhir ini akan menjadi warisan yang akan dikritik oleh industri AS dan komunitas global.
Selain itu, CEO Nvidia, Jensen Huang, juga menunjukkan ketersediaan untuk bertemu dengan Trump dan menawarkan bantuannya kepada pemerintahan yang akan datang. Huang menyatakan bahwa perusahaannya ingin berkontribusi untuk membuat pemerintahan AS berhasil, namun ia mengakui bahwa hingga saat ini ia belum diundang untuk bertemu Trump.