Telegram resmi mencatatkan pencapaian besar di tahun 2024. Aplikasi perpesanan ini kini telah digunakan oleh satu miliar orang di seluruh dunia, sekaligus berhasil mengantongi pendapatan hingga US$547 juta. Pencapaian luar biasa ini diumumkan langsung oleh sang pendiri, Pavel Durov, menandai era baru bagi Telegram sebagai salah satu pemain terbesar di industri komunikasi global.
Angka ini menunjukkan bahwa Telegram mulai mendekati dominasi WhatsApp, yang saat ini memiliki lebih dari 2 miliar pengguna aktif. Jika tren pertumbuhan ini terus berlanjut, WhatsApp diperkirakan akan menembus 3 miliar pengguna pada akhir 2025, namun Telegram jelas menunjukkan tren pertumbuhan yang tidak bisa diabaikan.
Dalam pernyataannya yang dikutip dari TechCrunch, Pavel Durov menyinggung persaingan dengan WhatsApp. Ia menyebut bahwa WhatsApp, layanan yang disebutnya “murah” dan “meniru inovasi Telegram”, telah menghabiskan miliaran dolar AS untuk kampanye lobi dan strategi PR guna memperlambat laju Telegram. Namun menurut Durov, upaya tersebut gagal total. Telegram bukan hanya tumbuh pesat, tapi juga berhasil mencetak keuntungan dan mempertahankan independensinya dari tekanan eksternal.
Telegram Premium, layanan berbayar yang diluncurkan beberapa waktu lalu, turut menjadi pendorong utama profit perusahaan. Berdasarkan data dari DemandSage, saat ini terdapat sekitar 10 juta pelanggan yang telah mendaftar ke layanan premium ini. India menjadi negara dengan kontribusi pengguna terbesar, menyumbang sekitar 45% dari total pengguna Telegram secara global. Sementara di Amerika Serikat, Telegram hanya menguasai 9% pangsa pengguna.