Bukan Penemuan Pertama: NASA Pernah Temukan Bakteri Mirip
Menariknya, temuan ini bukan yang pertama dalam dunia antariksa. Sebelumnya, badan antariksa Amerika Serikat (NASA) juga pernah melaporkan penemuan bakteri jenis baru di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Bakteri tersebut dikenal sebagai Enterobacter bugandensis, yang memiliki keunggulan berupa resistensi terhadap antibiotik dan kemampuan untuk bermutasi agar bisa bertahan di kondisi ekstrem luar angkasa.
Penemuan NASA tersebut telah menimbulkan banyak diskusi di kalangan ilmuwan, karena berpotensi menunjukkan bahwa lingkungan luar angkasa dapat menjadi tempat evolusi mikroba yang tak terduga. Hal yang sama kini kembali dibuktikan oleh ilmuwan China lewat penemuan Niallia tiangongensis.
Apa Implikasinya untuk Masa Depan?
Munculnya mikroorganisme baru yang berkembang di luar Bumi bukan hanya fenomena menarik dari sisi ilmiah, tapi juga bisa membuka peluang dalam bidang bioteknologi, medis, dan bahkan rekayasa lingkungan.
Bayangkan jika kemampuan bakteri untuk menyembuhkan diri dari kerusakan radiasi dapat diteliti lebih lanjut dan diterapkan dalam pengobatan manusia atau teknologi pelindung luar angkasa. Atau, bagaimana jika gelatin yang dimanfaatkan bakteri bisa menjadi inspirasi pengembangan sumber nutrisi alternatif di lingkungan ekstrim, seperti koloni manusia di Mars?
Namun tentu saja, semua peluang ini harus tetap diimbangi dengan pengawasan ketat terhadap potensi ancaman biologis yang mungkin ditimbulkan oleh mikroorganisme hasil evolusi di luar angkasa.