Dalam beberapa kasus, orang dapat menjadi rentan kena serangan dengan cara yang lebih pasif, yaitu hanya dengan mengunjungi situs yang terinfeksi, tanpa harus melakukan klik pada iklan yang mencurigakan. Hal ini menunjukkan tingkat kecerdikan pelaku penipuan dalam memanfaatkan kerentanan dalam sistem keamanan.
Malvertising bukanlah hal baru, tetapi penjahat dunia maya semakin pintar dan iklannya sering dibuat sangat realistis sehingga tidak sedikit yang terkecoh. Faktor kecerdasan buatan juga turut berkontribusi dalam memunculkan iklan-iklan jahat ini dengan tampilan yang lebih meyakinkan.
Masalah ini diperburuk oleh fakta bahwa begitu banyak orang menggunakan dan mempercayai Google sebagai mesin pencari, tempat banyak iklan jahat dapat ditemukan. Pada dasarnya, iklan jahat juga dapat muncul dalam pencarian menggunakan mesin pencari lain seperti Bing milik Microsoft.
Google merupakan salah satu mesin pencari yang paling populer digunakan orang, sehingga menimbulkan kekhawatiran mahal terkait dengan keamanan digital. “Anda melihat sesuatu muncul pada pencarian Google, Anda menganggapnya sebagai sesuatu yang valid,” kata Stuart Madnick, seorang profesor teknologi informasi di MIT Sloan School of Management.