Tampang.com | Badai matahari sering kali menjadi fenomena alam yang menarik perhatian banyak orang. Tidak hanya berpengaruh terhadap aktivitas di luar angkasa, tetapi juga dapat memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan manusia di bumi.
Menurut Data Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) Amerika Serikat (AS), peringatan Badai Geomagnetik G3 atau Badai Matahari telah dikeluarkan menyusul ejeksi massa koronal pada akhir tahun 2024.
Badai matahari ini diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun 2025, memberikan kesempatan bagi masyarakat di sebagian negara bagian AS untuk menyaksikan Cahaya Utara di langit.
Puncak siklus matahari yang dilaporkan oleh NASA terjadi pada Oktober 2024, dimana kegiatan matahari mencapai aktivitas tertinggi, termasuk badai dan jilatan matahari. Namun demikian, cuaca buruk seperti hujan dan awan di malam Tahun Baru diperkirakan akan mengurangi peluang untuk menyaksikan fenomena tersebut.
Meskipun badai matahari merupakan fenomena yang alami dan terjadi secara periodik, namun masih menjadi perbincangan hangat di media sosial yang diduga dapat menyebabkan gangguan besar, seperti internet mati total dan listrik padam berbulan-bulan.