Astronaut Sunita "Suni" Williams dan Barry "Butch" Wilmore sedang berada dalam situasi yang cukup membingungkan dan mengkhawatirkan. Mereka terpaksa terlantar di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama berbulan-bulan, terjebak dalam sebuah situasi yang tidak mereka duga sebelumnya. Suniya dan Butch dijadwalkan hanya tinggal selama dua minggu di orbit, namun keadaan berubah ketika pesawat yang seharusnya membawa mereka pulang, yaitu Starliner buatan Boeing, dinyatakan tidak aman.
Elon Musk, CEO SpaceX, mengungkapkan kemarahannya di sebuah wawancara televisi minggu lalu mengenai nasib kedua astronaut tersebut. Dalam wawancara yang disiarkan di Fox News, Musk berpendapat bahwa Suni dan Butch seharusnya sudah kembali ke Bumi, namun mereka ditinggalkan di luar angkasa demi alasan politik yang tidak jelas. Bersama dengan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, Musk menuding pemerintah Joe Biden sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penundaan kepulangan kedua astronaut ini.
"Kami mempercepat kembalinya mereka, yang tertunda terlalu lama. Mereka ditinggalkan di atas sana untuk alasan politik, ini tidak baik," ungkap Musk dengan nada marah. Namun, dalam konferensi pers yang diadakan dari ISS, Wilmore menjelaskan bahwa ia dan Williams sebenarnya tidak mendapatkan informasi apapun terkait tawaran dari Musk untuk memfasilitasi kepulangan mereka. "Apa yang ditawarkan, atau tidak ditawarkan, ditawarkan ke siapa, prosesnya seperti apa, kami tak punya informasi soal itu," tegas Wilmore.