Dengan menyamakan angka versi berdasarkan tahun rilis, pengguna tidak lagi harus menghafal dan mencocokkan nomor versi antar perangkat mereka. Cukup dengan melihat angkanya, mereka langsung tahu bahwa sistem tersebut merupakan versi untuk tahun 2026.
Dari perspektif pengguna, pendekatan ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang tidak terlalu mengikuti dunia teknologi secara mendalam. Penyederhanaan semacam ini memperkuat pengalaman pengguna dan memberikan kejelasan mengenai produk yang mereka gunakan.
Apakah Ini Sekadar Branding atau Ada Perubahan Besar?
Meski perubahan ini terlihat seperti sekadar penyegaran nama, namun banyak pihak yang meyakini bahwa langkah ini bisa menjadi sinyal dimulainya era baru Apple. Apple dikenal sebagai perusahaan yang sangat memperhatikan detail dan simbolisme. Setiap perubahan yang mereka buat biasanya tidak hanya soal tampilan, tetapi juga berkaitan dengan strategi jangka panjang.
Salah satu indikasi kuat adalah sejarah penamaan macOS. Apple pernah melakukan transisi serupa ketika mengganti nama OS X (yang telah digunakan sejak 2001) menjadi macOS. Transisi itu juga menandai pergeseran besar dalam tampilan dan performa sistem operasi, terutama dengan hadirnya macOS 11 Big Sur pada tahun 2020 yang memperkenalkan desain ulang dan transisi ke chip Apple Silicon.
Artinya, iOS 26 kemungkinan besar bukan sekadar nama baru, tapi bisa juga mengindikasikan lompatan teknologi besar yang akan ditanamkan Apple ke ekosistem perangkat mereka pada tahun mendatang.
Apakah Akan Ada Konvensi Nama Tambahan?
Sejauh ini, belum ada konfirmasi resmi dari Apple terkait apakah mereka juga akan menambahkan elemen nama baru pada sistem operasi seperti macOS. Dalam sejarahnya, Apple sering menyisipkan nama tempat (seperti Catalina, Mojave, atau Big Sur) sebagai bagian dari branding sistem operasinya.