Tampang.com | Dalam lima tahun terakhir, industri teknologi finansial atau fintech di Indonesia mengalami lonjakan besar. Ribuan aplikasi pinjaman online, dompet digital, hingga layanan investasi menjamur di pasar. Tapi di balik inovasi ini, banyak konsumen justru menjadi korban praktik yang tidak etis—dari penagihan kasar hingga kebocoran data pribadi.
Fintech Tumbuh Cepat, Tapi Pengawasan Tertinggal
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah penyelenggara fintech resmi memang meningkat. Namun, aplikasi ilegal juga terus bermunculan. Bahkan banyak dari mereka masih aktif di toko aplikasi dan menyasar masyarakat menengah ke bawah.
“Kita menghadapi dua sisi dari fintech: potensi inklusi keuangan, dan risiko penyalahgunaan. Sayangnya, pengawasan masih lemah,” kata Restu Aditya, peneliti keuangan digital dari IDEAS.