Perusahaan manufaktur elektronik raksasa Foxconn, yang dikenal atas kerja sama jangka panjangnya dengan Apple, sedang menghadapi perubahan strategis untuk mengejar peluang bisnis baru.
Mereka berencana memperluas operasi mereka ke industri server kecerdasan buatan (AI) dan mobil listrik (EV). Meskipun demikian, tantangan dan hambatan dari berbagai sektor, termasuk regulasi perdagangan antarnegara, turut mewarnai rencana perusahaan asal Taiwan ini.
Strategi diversifikasi ini dimulai dari kebutuhan akan sumber pendapatan baru. Foxconn telah menyadari pentingnya beralih fokus ke bisnis server kecerdasan buatan (AI) mengingat kemajuan teknologi yang semakin mengarah ke arah digitalisasi pada berbagai aspek kehidupan. Selain itu, perusahaan juga ingin meraih potensi yang besar di industri mobil listrik (EV) yang tengah mengalami pertumbuhan yang pesat.
Namun, rencana untuk mengambil pangsa pasar 5% di industri mobil listrik pada tahun 2025 harus ditunda karena masalah yang dihadapi, terutama terkait dengan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Presiden terpilih AS Donald Trump, pada masa itu, telah mengancam untuk menerapkan tarif yang signifikan terutama pada produk yang berasal dari Tiongkok. Kebijakan ini akan berdampak langsung pada Foxconn yang memiliki pabrik produksi di Zhengzhou, Tiongkok.