Tuduhan dan serangan siber ini semakin menguat di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. AS sendiri terus menerapkan kebijakan pembatasan ekspor tahap ketiga yang memperketat akses chip dan alat pembuat chip canggih ke China. Selain itu, AS juga tengah berupaya melakukan pemblokiran nasional terhadap TikTok, aplikasi asal China.
Menyikapi tindakan AS, China kemudian melancarkan balasan dengan memberlakukan pengetatan pembatasan ekspor mineral penting seperti gallium, germanium, dan antimon ke AS. Ketiga mineral tersebut dianggap krusial dalam pengembangan senjata, alat militer, serta bahan baku untuk mobil listrik (EV).
Terlepas dari tindakan diplomatik yang terus-menerus dilakukan oleh kedua negara, Departemen Luar Negeri AS sendiri belum memberikan tanggapan terkait pernyataan terbaru yang disampaikan oleh CNCERT/CC.
Pada bulan Maret 2022, CNCERT/CC juga telah mengungkapkan bahwa China menghadapi gelombang serangan siber yang sebagian besar berasal dari AS, serta beberapa negara sekutu AS seperti Jerman dan Belanda.