Menariknya, ambisi Amazon dalam dunia otomasi logistik sudah terlihat sejak beberapa tahun lalu. Pada 2020, mereka mengakuisisi perusahaan kendaraan otonom Zoox, yang fokus mengembangkan robotaxi tanpa pengemudi. Akuisisi ini menandakan niat Amazon untuk sepenuhnya menghilangkan kebutuhan manusia dalam rantai pengiriman, mulai dari gudang hingga ke rumah pelanggan.
Langkah Amazon ini mencerminkan arah perkembangan industri teknologi global: menuju sistem logistik yang 100% otomatis. Bagi konsumen, hal ini tentu menjanjikan efisiensi dan kecepatan. Namun bagi pekerja manusia, masa depan bisa menjadi lebih tak pasti.
Para ahli menyebutkan bahwa keberhasilan proyek ini akan menjadi tolok ukur penting bagi industri e-commerce di seluruh dunia. Jika robot-robot ini terbukti mampu mengirimkan paket dengan andal, aman, dan murah, maka perusahaan-perusahaan lain seperti Alibaba, Walmart, dan eBay kemungkinan akan mengikuti jejak serupa.
Bagi Amazon sendiri, proyek ini bukan hanya soal efisiensi bisnis, melainkan juga pertarungan dominasi teknologi global. Dengan menggabungkan kendaraan listrik, kecerdasan buatan, dan robotika humanoid, Amazon menempatkan dirinya sebagai pelopor dalam logistik masa depan.
Namun, satu hal yang pasti: masyarakat dunia akan terus memantau sejauh mana teknologi ini berkembang, dan bagaimana dampaknya terhadap struktur sosial dan ekonomi di era otomatisasi.