Keputusan ini mencerminkan upaya Jassy dalam menyeimbangkan efisiensi operasional dengan tantangan bisnis yang semakin kompetitif. Amazon menghadapi tekanan besar untuk mempertahankan pertumbuhan sambil tetap menjaga profitabilitas, terutama setelah periode ekspansi besar-besaran selama pandemi.
Mandat Wajib Ngantor, Strategi Terselubung?
Selain pemangkasan tenaga kerja, kebijakan lain yang menjadi sorotan adalah mandat bagi karyawan untuk kembali bekerja dari kantor (Return to Office/RTO) selama lima hari dalam seminggu.
Kebijakan ini, yang diumumkan pada September lalu, dinilai sebagai cara terselubung untuk mendorong pengunduran diri secara sukarela tanpa harus memberikan pesangon PHK. Meskipun Jassy menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan memperkuat budaya perusahaan, banyak karyawan yang melihatnya sebagai strategi pengurangan tenaga kerja secara halus.
Tidak hanya itu, Jassy juga meminta para eksekutif untuk merestrukturisasi unit bisnis mereka guna mengurangi rasio manajer terhadap "kontributor individu." Target ini harus dicapai sebelum akhir Maret, yang kemungkinan besar akan kembali berdampak pada pengurangan tenaga kerja di berbagai divisi.
Apa Dampaknya bagi Karyawan dan Masa Depan Amazon?
Langkah-langkah efisiensi yang diambil Amazon tentu berdampak langsung pada ribuan pekerja, baik yang terkena PHK maupun mereka yang masih bertahan. Beberapa konsekuensi yang mungkin muncul akibat kebijakan ini antara lain: