3. Snapdragon 8 Elite for Galaxy Desain tipis bukan berarti performa minimalis. Faktanya, di balik desainnya yang slim, perangkat ini menyimpan performa yang gahar berkat Snapdragon 8 Elite for Galaxy, chip hasil kolaborasi khusus antara Qualcomm dan Samsung. Berbeda dari versi reguler, Snapdragon 8 Elite for Galaxy hadir sebagai chipset mobile terkencang di dunia, setidaknya untuk saat ini. Prosesor ini telah dikustomisasi khusus untuk Galaxy S25 Series agar mampu memberikan pengalaman mobile paling cepat dan cerdas.
Mengusung CPU Oryon generasi kedua dengan dua core utama berkecepatan hingga 4,47 GHz, chip ini lebih ngebut dibanding Snapdragon 8 Elite biasa yang "hanya" mencapai 4,32 GHz. Kinerjanya makin mantap berkat dukungan pengolah grafis alias GPU Adreno terbaru untuk grafis tajam dan mulus saat gaming. Tak lupa, ada pengolah AI (NPU) Hexagon dengan peningkatan 40 persen performa AI dibanding generasi sebelumnya. Secara keseluruhan, Snapdragon 8 Elite for Galaxy menjanjikan lonjakan performa 37 persen di CPU dan 30 persen di GPU. Ini disebut cukup untuk bikin smartphone tipis ini tetap adem bahkan saat kerja berat. Dengan segala kemampuan itu, Galaxy S25 Edge membuktikan kalau desain tipis bukan berarti performa minimalis.
4. Baterai Kecil tapi Efisien HP tipis ini dibekali baterai 3.900 mAh. Di atas kertas, kapasitas baterai ini lebih rendah dari Galaxy S25 reguler. Kendati demikian, Samsung menjamin daya tahan baterai Galaxy S25 Edge tetap bisa diandalkan untuk penggunaan sehari-hari. Ilham menjelaskan bahwa efisiensi menjadi kunci utama. “Kami sudah menggunakan strategi dual optimasi, dari sisi hardware lewat chipset Qualcomm Snapdragon 8 Elite, dan software lewat One UI 7 yang memang dirancang dengan pendekatan efisiensi daya,” kata Ilham dalam sesi tanya jawab dengan media.
Prosesor Snapdragon 8 Elite for Galaxy diklaim membawa peningkatan signifikan dalam efisiensi daya, tanpa mengorbankan performa. Dibandingkan dengan pendahulunya, Snapdragon 8 Gen 3, Snapdragon 8 Elite menawarkan peningkatan efisiensi daya hingga 44 persen berkat penggunaan arsitektur CPU Oryon generasi kedua dan proses fabrikasi 3nm. Sementara, di sisi software, sistem antarmuka OneUI 7 membantu mengatur penggunaan daya secara cerdas di berbagai skenario pemakaian. Selain itu, Ilham mengatakan, Galaxy S25 Edge juga dibekali sistem pendinginan baru dengan vapor chamber 10 persen lebih besar dibanding Galaxy S25+. Dengan ini, suhu perangkat tetap stabil meski digunakan untuk aktivitas berat seperti gaming atau streaming video berjam-jam. Samsung mencatat bahwa Galaxy S25 Edge mampu memutar video hingga 24 jam dalam sekali pengisian daya. Artinya, untuk kebutuhan sehari-hari seperti media sosial, browsing, atau produktivitas ringan, kapasitas baterai 3.900 mAh ini diklaim sudah cukup. "Ini cukup untuk dipakai seharian. Bahkan untuk video playback bisa mencapai 24 jam," ujar Ilham.