Melalui contoh konkret, Umi Pipik menunjukkan bagaimana curhatan yang seharusnya bersifat pribadi dapat terbongkar ke publik karena kecerobohan dalam memilih teman berbicara. Dia mengingatkan bahwa pembicaraan yang semula dianggap sebagai percakapan rahasia bisa dengan mudah tersebar dan menyebabkan sakit hati serta ketidakikhlasan dari pihak yang menjadi korban gibah. Dengan demikian, Umi Pipik mengajak semua untuk lebih bijak dalam menggunakan lidah dan menjaga kebenaran serta kebaikan dalam setiap perkataan yang diucapkan.