Berbeda dengan Ibam, anak bungsu mereka, Renzo Gibrar Ridha Rahardja yang masih berusia lima tahun, sempat kebingungan dan menanyakan keberadaan ayahnya yang tidak lagi tinggal di rumah.
Galiech pun berusaha memberikan penjelasan yang sesuai dengan usia sang anak agar ia tidak merasa kehilangan.
"Renzo pernah bertanya, 'Jangan nginep di rumah Eyang lagi ya.' Tapi saya menjelaskan kepadanya bahwa 'Papi lagi kerja, makanya harus ke rumah Eyang.' Meski begitu, saya selalu datang setiap akhir pekan," jelasnya.
Galiech memahami bahwa usia Renzo yang masih kecil membuatnya belum sepenuhnya memahami situasi. Ia berencana untuk memberi penjelasan lebih rinci ketika anaknya sudah cukup besar.
"Mungkin ketika dia mencapai usia 16 atau 17 tahun, saya akan memberikan penjelasan yang lebih rinci. Tetapi, saya selalu menekankan bahwa meskipun kami berpisah, saya tetap menjadi Papinya dan dia tetap menjadi Maminya. Perhatian dan kasih sayang akan selalu ada untuk dia," tutup Galiech.
Dalam proses perceraian, dukungan emosional dan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak-anak sangatlah penting. Keterlibatan yang baik dari kedua orang tua dapat membantu anak-anak untuk mengatasi kesedihan dan rasa kehilangan akibat perpisahan orang tua mereka. Selain itu, juga ditemukan bahwa dukungan dari lingkungan sosial, termasuk keluarga dan teman-teman, juga berperan penting dalam membantu anak-anak dalam menghadapi perceraian orang tua mereka.