Pada salah satu kesempatan, Musk bahkan menyatakan bahwa pemilu bulan depan akan menjadi "pemilu terakhir" jika Harris berhasil memenangkan pertarungan. Ia juga menegaskan bahwa upaya pembunuhan yang pernah dilakukan terhadap Trump adalah bukti bahwa Trump memiliki kemampuan untuk mengubah status quo, yang berbeda dengan Harris. Oleh karena itu, tidak akan ada upaya pembunuhan yang dilakukan terhadap Harris menurut Musk, yang menyatakan bahwa "membunuh boneka sia-sia".
Petisi yang dibuat oleh Musk secara online menyerukan agar masyarakat mendukung "Amandemen Pertama dan Amandemen Kedua yang menjamin kebebasan berpendapat dan hak untuk memiliki senjata". Instruksi tambahan tersebut menjadi bagian dari upaya Musk untuk memengaruhi opini publik guna memenangkan kampanye presiden Donald Trump.
Aksi "give away" yang dilakukan oleh Elon Musk merupakan bagian dari strategi politik yang menguntungkan kampanye presiden Donald Trump. Dalam menghadapi pertarungan sengit dengan Kamala Harris, Musk tidak hanya menggunakan kekayaannya, tetapi juga memanfaatkan pengaruhnya sebagai tokoh terkenal di dunia teknologi untuk membantu memenangkan kandidat yang ia dukung.
Aksi "give away" tersebut mendapat perhatian yang luas dari masyarakat dan media, yang turut memengaruhi opini publik terkait dengan pemilu presiden AS. Dari sisi politik, hal ini menunjukkan bahwa kekayaan dan pengaruh sosial dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika politik suatu negara.