Upacara Kathina adalah salah satu perayaan penting dalam tradisi Buddhis, khususnya di komunitas Theravada. Upacara ini dirayakan setiap tahun setelah berakhirnya masa Vassa, periode tiga bulan di mana para biksu berdiam di vihara untuk melaksanakan meditasi intensif dan latihan spiritual. Kathina merupakan momen yang dinantikan oleh umat Buddha karena melambangkan kesempatan untuk menunjukkan dukungan dan penghargaan kepada komunitas monastik. Artikel ini akan mengupas tradisi dan makna dari upacara Kathina serta pentingnya dalam kehidupan spiritual umat Buddha.
Sejarah dan Asal Usul Kathina
Tradisi Kathina berakar pada masa kehidupan Buddha Gautama lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Setelah berakhirnya Vassa, Buddha memberikan izin kepada umat awam untuk memberikan jubah baru kepada para biksu. Hal ini dilakukan untuk menggantikan jubah mereka yang mungkin rusak atau aus selama periode Vassa. Kata "Kathina" sendiri berarti bingkai kayu yang digunakan untuk merentangkan kain jubah agar dapat dijahit dengan rapi. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi upacara yang lebih luas, melibatkan pemberian berbagai kebutuhan sehari-hari untuk mendukung kehidupan para biksu.
Proses dan Ritual Upacara Kathina
Upacara Kathina biasanya dimulai dengan prosesi yang meriah, di mana umat awam membawa persembahan berupa kain jubah baru, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya ke vihara. Prosesi ini sering kali diiringi dengan nyanyian, tarian, dan musik tradisional, menciptakan suasana yang penuh kebahagiaan dan penghormatan.