Setibanya di vihara, persembahan tersebut diserahkan kepada para biksu dalam sebuah upacara formal. Para biksu kemudian memilih salah satu dari mereka untuk menerima jubah Kathina. Jubah ini kemudian dijahit bersama-sama oleh para biksu sebagai simbol kerja sama dan solidaritas dalam komunitas monastik.
Selama upacara, umat awam juga dapat mengikuti ceramah dharma dan meditasi yang dipimpin oleh para biksu. Ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Buddha dan meningkatkan praktik spiritual mereka.
Makna Spiritual Upacara Kathina
Upacara Kathina memiliki makna spiritual yang mendalam baik bagi para biksu maupun umat awam. Bagi para biksu, upacara ini merupakan momen untuk memperbaharui tekad dan komitmen mereka dalam menjalani kehidupan monastik. Pemberian jubah baru melambangkan penyegaran kembali semangat mereka dalam praktik meditasi dan ajaran Buddha.
Bagi umat awam, Kathina adalah kesempatan untuk mengumpulkan pahala dan menunjukkan dukungan mereka kepada komunitas monastik. Melalui tindakan memberi, umat awam dapat mengembangkan kebajikan dana (kemurahan hati) dan mengurangi keserakahan. Kathina juga memperkuat ikatan antara umat awam dan para biksu, menciptakan hubungan yang saling mendukung dalam perjalanan spiritual mereka.
Dampak Sosial dan Budaya Kathina
Selain makna spiritual, upacara Kathina juga memiliki dampak sosial dan budaya yang signifikan. Di banyak negara Buddhis, Kathina menjadi perayaan besar yang melibatkan seluruh komunitas. Masyarakat berkumpul bersama untuk merayakan, mempererat hubungan sosial, dan menjaga tradisi budaya mereka. Kathina juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan generasi muda kepada ajaran dan nilai-nilai Buddhis, memastikan kelangsungan tradisi ini di masa depan.