Syarif Hidayatullah sempat berkelana ke berbagai negara, dan atas restu kalangan ulama Ia mendirikan Kesultanan Cirebon, yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati. Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya Wali Sanga yang memimpin pemerintahan. Dalam berdakwah ia tegas dan lugas, pendekatan terhadap rakyat dilakukan dengan membangun sarana dan prasarana umum, seperti jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah. Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mengundurkan diri dari jabatannya, dan mengkonsentrasikan hidupnya hanya untuk berdakwah.Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat pada usia 120 tahun.
Biasanya orang datang dan melakukan tahlil di depan salah satu pintu gerbang makam Sunan Gunung Jati yang terbuat dari kayu jati, pintu gerbang tersebut yang lebih dikenal dengan Lawang Gede, adalah pintu terdepan dari sembilan pintu yang berjajar di sepanjang jalan menuju makam Sunan Gunung Jati, yang berada dipuncak gunung. Sayangnya hanya keluarga atau pihak yang di ijinkan oleh pihak Keraton Kesepuhan dan Keraton Kanoman yang bisa masuk komplek makam sampai ke pusara Sang Wali.
Selain makam Sunan Gunung Jati, tempat bersejarah lain disekitar astana adalah Masjid Tiban, yang letaknya di sebelah timur makam, konon masjid itu pemberian dari Syekh Kuro Karawang, dan dipindahkan ke Cirebon oleh Sunan Gunung Jati dalam waktu sekejap. Sedangkan makam Syekh Kuro sendiri diyakini oleh masyarakat berada disebuah bukit di sisi lain Gunung Sembung, tepatnya di tepi jalan Raya Cirebon - Indramayu, atau di sebrang gapura makam.