Biasanya orang datang dan melakukan tahlil di depan salah satu pintu gerbang makam Sunan Gunung Jati yang terbuat dari kayu jati, pintu gerbang tersebut yang lebih dikenal dengan Lawang Gede, adalah pintu terdepan dari sembilan pintu yang berjajar di sepanjang jalan menuju makam Sunan Gunung Jati, yang berada dipuncak gunung. Sayangnya hanya keluarga atau pihak yang di ijinkan oleh pihak Keraton Kesepuhan dan Keraton Kanoman yang bisa masuk komplek makam sampai ke pusara Sang Wali.
Selain makam Sunan Gunung Jati, tempat bersejarah lain disekitar astana adalah Masjid Tiban, yang letaknya di sebelah timur makam, konon masjid itu pemberian dari Syekh Kuro Karawang, dan dipindahkan ke Cirebon oleh Sunan Gunung Jati dalam waktu sekejap. Sedangkan makam Syekh Kuro sendiri diyakini oleh masyarakat berada disebuah bukit di sisi lain Gunung Sembung, tepatnya di tepi jalan Raya Cirebon - Indramayu, atau di sebrang gapura makam.
Di bukit ini, selain terdapat kompleks makam para ulama dan aulia, juga ada sebuah situs yang oleh masyarakat diyakini sebagai pusering jagat / pusat bumi. Sementara di beberapa tempat terpampang wasiat mendiang Maulana Syarif Hidayatullah dalam bahasa Cirebon, " Ingsun titip tajug lan fakir miskin". Artinya " Aku titip masjid dan fakir miskin." Sebuah pesan moral dan sosial yang sangat mulia.