Naluri ini merupakan jalan tol menuju penyakit dengki. Seseorang yang merasa pakaiannya paling bagus misalnya, akan mudah dihinggapi rasa dengki ketika melihat ada orang yang pakaiannya lebih bagus dan lebih mahal daripada yang dipakai dirinya.
Kita hidup seharusnya seperti orang memandikan mayat. Ia akan senang bila ada yang membantu. Ketika berkiprah dalam dakwah, hendaknya kita bersyukur tatkala ada saudara seiman yang memiliki misi yang sama, dan ditakdirkan ilmu dan jamaahnya lebih banyak dari kita. Allah SWT berfirman dalam QS An-Nisaa: 32, ”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak daripada sebagian lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi wanita pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
3. Ketiga adalah ambisi kepemimpinan.
Obsesi ingin selalu memimpin yang disertai ambisi untuk merebut pucuk pimpinan adalah sarana yang paling rawan munculnya kedengkian. Bahkan bisa menjadi awal hancurnya sebuah negara dan umat. Karena itu, dalam konteks kepemimpinan umat, orang yang pertama kali terbenam ke dalam neraka adalah ulama-ulama pendengki yang selalu berambisi menjadi pemimpin dan mengejar popularitas. Munculnya kedengkian dalam hati para ulama dan pemimpin umat sedikit demi sedikit akan menghapuskan cita-cita luhur untuk mewujudkan ittihadul ummah; persatuan umat dalam cahaya Islam.
4. Kempat adalah akhlak yang buruk.