Sikap adil juga sangat penting dalam interaksi sosial. Sebagai Muslim, kita diajarkan untuk tidak memihak atau bersikap berat sebelah, bahkan terhadap orang yang mungkin tidak kita sukai. Rasulullah SAW bersabda, "Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kami mengerti menolong orang yang dizalimi, tapi bagaimana cara menolong orang yang berbuat zalim?" Beliau menjawab, "Kalian cegah dia dari perbuatan zalimnya." (HR. Bukhari). Hadis ini mengajarkan bahwa keadilan harus ditegakkan tanpa memandang siapa yang terlibat.
Selain itu, sikap adil juga mencakup kejujuran dalam bertindak dan berbicara. Seorang Muslim harus selalu berkata benar, meskipun hal itu mungkin merugikan dirinya sendiri. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga." (HR. Bukhari). Dengan bersikap adil dan jujur, seseorang tidak hanya mendapatkan pahala dari Allah SWT, tetapi juga membangun kepercayaan dan rasa hormat dari orang lain.
Dalam konteks yang lebih luas, sikap adil juga berkaitan dengan hak asasi manusia. Islam mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama, tanpa memandang status sosial, agama, atau latar belakang. Rasulullah SAW mencontohkan hal ini dengan sangat baik dalam Piagam Madinah, di mana beliau menetapkan prinsip keadilan bagi semua warga, baik Muslim maupun non-Muslim. Ini menunjukkan bahwa keadilan dalam Islam bersifat universal dan inklusif.