Tampang

Kejang-Kejang Lalu Tewas Usai Suntik Filler Payudara

30 Mei 2024 19:27 wib. 216
0 0
Tewas Usai Suntik Filler Payudara
Sumber foto: google

Seorang perempuan berinisial PK (27) meninggal dunia usai suntik payudara di sebuah salon kecantikan di Tambakbayan, Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman pada Sabtu (25/5) lalu."Pukul 14.30 WIB korban mengeluh pusing dan merasa asam lambung badan gemetar dan muntah-muntah," kata Kapolsek Depok Barat Kompol Tri Hartanto dikonfirmasi wartawan, Selasa (28/5). 

Menurut laporan yang dihimpun dari saksi mata, wanita tersebut tiba-tiba mengalami kejang-kejang setelah prosedur suntik filler payudara. Mau disuntik 500 cc silikon, tapi kejang pas 200 cc. Dugaan kuat bahwa kematian ini disebabkan oleh reaksi alergi atau overdosis akibat materi filler yang disuntikkan ke dalam payudara. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar terkait standar keamanan dan prosedur yang harus diikuti oleh para praktisi kecantikan.

Korban lalu dilarikan ke rumah sakit tetapi meninggal saat di perjalanan. Lantaran merasa ada kejanggalan, keluarga korban melaporkan peristiwa ini ke kepolisian. Hasil penyelidikan polisi, ada dua pelaku yang diamankan yakni inisial SMT (40) laki-laki asal Gondokusuman, Yogyakarta dan EK (36) perempuan asal Gunungkidul. Suntik filler payudara menjadi salah satu tren di kalangan wanita yang menginginkan bentuk tubuh yang ideal atau untuk mengatasi ketidakpuasan terhadap bentuk payudara. Namun, peristiwa ini mengingatkan kita bahwa prosedur kecantikan bukanlah hal yang sepele. Setiap tindakan medis, termasuk prosedur kosmetik, memiliki risiko yang harus dipertimbangkan secara serius sebelum memutuskan untuk melakukannya. Selain reaksi alergi, risiko lain yang dapat terjadi adalah infeksi, perdarahan, atau bahkan kematian akibat reaksi tidak terduga.

Kasus ini juga memperlihatkan pentingnya untuk memilih praktisi medis atau dokter kecantikan yang terpercaya dan berkompeten. Pasien harus memastikan bahwa prosedur yang akan dilakukan dilakukan oleh tenaga medis yang memiliki kualifikasi, pengalaman, dan bekerja di fasilitas kesehatan yang memenuhi standar keamanan dan kebersihan. Selain itu, pasien juga perlu melakukan konsultasi mendalam sebelum prosedur dilakukan, termasuk memahami jenis bahan yang akan disuntikkan dan potensi risiko yang mungkin terjadi.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%