Tradisi Tionghoa lainnya yang tidak kalah penting adalah pemberian angpao. Angpao adalah amplop merah yang berisi uang, biasanya diberikan oleh orang tua atau yang lebih tua kepada anak-anak atau yang lebih muda. Pemberian angpao bukan sekadar hadiah, tetapi juga simbol berbagi rezeki dan doa agar penerimanya mendapatkan keberuntungan dan kesehatan. Dalam budaya Tionghoa, angka-angka tertentu dalam jumlah uang yang diberikan juga memiliki makna khusus, seperti angka 8 yang melambangkan kemakmuran.
Makanan juga memegang peranan penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Setiap hidangan yang disajikan memiliki makna dan filosofi tersendiri. Misalnya, kue keranjang (nian gao) melambangkan kemajuan dan pertumbuhan, sementara jeruk melambangkan kekayaan dan keberuntungan. Makanan-makanan ini tidak hanya dinikmati sebagai hidangan lezat, tetapi juga sebagai simbol harapan untuk tahun yang lebih baik.
Selain tradisi-tradisi yang telah disebutkan, ada pula ritual membersihkan rumah sebelum Tahun Baru Imlek. Ritual ini dikenal sebagai "shiodi" atau membersihkan debu. Shiodi dilakukan sebagai simbol membersihkan hal-hal negatif dan menyambut energi positif di tahun baru. Setelah rumah dibersihkan, biasanya keluarga akan memasang dekorasi seperti gambar dewa pintu, kaligrafi bertuliskan harapan baik, dan bunga-bunga segar untuk menciptakan suasana yang harmonis.
Perayaan Tahun Baru Imlek juga tidak lengkap tanpa pertemuan keluarga besar. Momen ini menjadi waktu yang tepat untuk berkumpul, saling mengunjungi, dan mempererat tali persaudaraan. Biasanya, keluarga akan menyantap hidangan bersama, seperti hidangan malam tahun baru yang disebut "reunion dinner". Makan malam ini dianggap sebagai momen sakral, di mana seluruh anggota keluarga berkumpul dan berdoa bersama untuk keberkahan di tahun mendatang.