Dalam ajaran Islam, kebersihan itu sebagian dari iman. Salah satu aspek penting dari kebersihan adalah memahami apa itu najis dan bagaimana cara mensucikannya. Najis bukan sekadar kotor dalam artian fisik biasa, tapi lebih pada sesuatu yang haram bersentuhan dengannya ketika beribadah, terutama salat. Pemahaman tentang najis ini sangat mendasar bagi setiap muslim agar ibadahnya diterima. Ada beberapa tingkatan najis yang perlu kita ketahui, masing-masing punya cara membersihkan yang berbeda.
Najis Mukhaffafah: Ringan dan Mudah Dibersihkan
Najis ini disebut najis mukhaffafah karena sifatnya yang ringan dan cara membersihkannya pun cukup mudah. Golongan najis ini hanya berlaku untuk satu jenis kotoran saja, yaitu air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa selain ASI dan umurnya belum genap dua tahun. Jadi, kalau bayi laki-laki itu sudah mulai makan makanan padat atau sudah lebih dari dua tahun, air kencingnya sudah tidak masuk kategori najis mukhaffafah lagi. Begitu juga dengan air kencing bayi perempuan, itu bukan najis mukhaffafah.
Cara membersihkannya cukup sederhana. Jika terkena najis ini, bagian yang terkena tidak perlu dicuci atau digosok. Kita hanya perlu memercikkan air bersih pada area yang terkena najis sampai airnya merata dan menutupi bekas air kencing tersebut. Percikan air itu sudah dianggap cukup mensucikan. Setelah itu, bisa langsung keringkan area tersebut. Kemudahan ini menunjukkan kemurahan syariat Islam bagi umatnya.