Selain simbolisme surga, warna hijau juga memiliki makna historis yang dalam. Ada beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad mengenakan pakaian berwarna hijau. Riwayat-riwayat ini, meskipun bukan sumber utama teologis, sering dijadikan rujukan oleh banyak umat Islam. Warna ini tidak hanya dikenakan oleh Nabi, tetapi juga sering dikaitkan dengan keluarga beliau, terutama keturunannya.
Kain hijau yang melambangkan kebesaran dan kesucian sering digunakan dalam acara-acara keagamaan. Bendera-bendera hijau yang digunakan oleh beberapa dinasti Islam, seperti Fatimiyah, turut memperkuat identitas warna ini dengan kekuasaan dan spiritualitas. Pada masa itu, warna bendera sering menjadi simbol identitas politik dan agama. Kombinasi dari riwayat Nabi dan penggunaan oleh dinasti-dinasti penting membuat warna hijau semakin melekat kuat dalam sejarah Islam.
Simbol Kesuburan dan Kedamaian
Dari perspektif budaya, warna hijau selalu dikaitkan dengan kesuburan, alam, dan kedamaian. Di banyak negara dengan mayoritas penduduk Muslim, terutama di Timur Tengah dan Asia Selatan, pemandangan alam yang hijau sangat kontras dengan lingkungan gurun yang kering. Oleh karena itu, warna hijau menjadi simbol harapan, kemakmuran, dan pertumbuhan.
Banyak bendera negara dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Arab Saudi, Pakistan, dan Aljazair, menggunakan warna hijau sebagai warna utama. Di Arab Saudi, bendera mereka menampilkan kalimat syahadat di atas latar belakang hijau, melambangkan Islam sebagai agama yang membawa kedamaian dan kesuburan. Penggunaan warna ini dalam konteks nasional semakin memperkuat asosiasinya dengan identitas Muslim secara global.