Namun, sebelum terlalu cepat membuat kesimpulan, perlu untuk kita menyadari bahwa segala kejadian di dunia ini memiliki sebab dan akibat yang bersifat alamiah. Dalam konteks kemunculan Gunung Emas, sejumlah ulama menginterpretasikan bahwa hal tersebut bukanlah secara harfiah merupakan gunung yang terbuat dari emas, melainkan merupakan simbol dari kemunculan kekayaan yang besar di suatu daerah tertentu di akhir zaman. Begitu pula dengan fenomena sungai Eufrat yang mengering, dapat juga dikaitkan dengan faktor-faktor alam, seperti perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
Dalam pandangan agama, tanda-tanda kiamat sebenarnya bukanlah untuk menakut-nakuti umat manusia, melainkan untuk membuat mereka lebih sadar dan memperbaiki diri. Di balik kengerian tanda-tanda kiamat, terdapat pesan moral yang sangat dalam, yaitu untuk senantiasa bersiap diri dan melakukan amal saleh agar kita dapat menghadapinya dengan ketenangan pikiran.
Sebagaimana halnya dengan kemunculan mitos-mitos lainnya, kemunculan Gunung Emas dan Sungai Eufrat yang mengering ini patut untuk kita telaah secara bijak. Sebelum menyimpulkan bahwa fenomena tersebut adalah tanda-tanda kiamat yang semakin dekat, kita perlu menggali informasi lebih dalam mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian tersebut. Kita juga perlu membuka pikiran kita untuk menerima berbagai penafsiran yang tidak selalu berhubungan dengan isu-isu metafisika.