Catatan beliau juga menjadi perhatian utama, yakni jangan sampai sikap penolakan seseorang terhadap dakwah kita menyulut emosi yang berlebihan. Sebaliknya, sifat ramah, sabar, serta penuh hikmah dalam memberikan dakwah akan lebih mungkin membuat hati orang yang semula menolak menjadi terbuka. Ustadz Abdul Somad memotivasi seluruh jamaahnya untuk tetap berpegang pada sikap yang tidak memaksakan kehendak, melainkan lebih kepada memberikan pemahaman dan penjelasan yang baik.
Selain itu, Ustadz Abdul Somad juga menekankan perlunya meningkatkan keilmuan dan kemampuan berkomunikasi dalam memberikan dakwah. Menurut beliau, dengan pengetahuan yang luas dan kemampuan berkomunikasi yang baik, seorang dai akan lebih mampu memberikan pemahaman yang jelas dan mampu menjawab segala pertanyaan yang mungkin muncul dari lawan dakwahnya.
Ustadz Abdul Somad juga menegaskan bahwa kita sebagai dai harus selalu belajar dan meningkatkan kemampuan berdakwah secara terus-menerus. Dengan begitu, meskipun dihadapkan pada penolakan, kita tetap mendapatkan bekal dan kekuatan untuk tetap tegar dalam memberikan dakwah tanpa mudah terpengaruh oleh sikap orang lain.
Menurutnya, penerimaan dakwah juga merupakan hak prerogatif setiap individu. Tugas kita hanyalah menyampaikan ajaran agama dengan cara yang baik, bukan memaksakan kehendak atau menyalahkan orang lain yang menolak. Oleh karena itu, Ustadz Abdul Somad menekankan bahwa sikap rendah hati, kerendahan hati, dan kesabaran merupakan kunci dalam menanggapi orang yang tidak mau menerima dakwah.