Modernisme Islam juga mencoba menjembatani kesenjangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, pemikir-pemikir modernis merintis dialog antara sains dan agama, mengajak umat untuk tidak melihat keduanya saling bertentangan. Mereka menegaskan bahwa ilmu pengetahuan dapat memperkuat iman dan memberikan perspektif baru dalam memahami ajaran Islam. Oleh karena itu, pendidikan menjadi salah satu fokus utama dalam modernisme Islam, di mana akses terhadap ilmu pengetahuan, baik yang bersifat agama maupun umum, menjadi prioritas agar umat mampu memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara komprehensif.
Salah satu aspek menarik dari modernisme Islam adalah pandangan mengenai peran perempuan dalam masyarakat. Tokoh-tokoh modernis sering mengadvokasi hak-hak perempuan dan menyoroti pentingnya pendidikan bagi perempuan sebagai kunci untuk meningkatkan status sosial mereka. Dalam sejarah pemikiran ini, terlihat perubahan paradigma yang luar biasa, terutama dalam penekanan pada kesetaraan gender dan pengakuan terhadap kontribusi perempuan dalam kehidupan publik.
Meskipun modernisme Islam menawarkan banyak gagasan progresif, gerakan ini tidak tanpa tantangan. Beberapa kelompok konservatif berpendapat bahwa modernisme Islam dapat mengancam kemurnian ajaran Islam dan mengarah pada sekularisasi. Perdebatan ini menunjukkan bahwa sejarah pemikiran modernisme Islam adalah sebuah perjalanan kompleks yang terus berlanjut, di mana berbagai perspektif dihasilkan dari interpretasi yang berbeda terhadap ajaran agama.