Sumber-sumber yang dapat dipercaya, termasuk laporan dari Amnesty International dan Human Rights Watch, menjelaskan betapa suramnya keadaan di dalam kamp tersebut. Korban yang selamat melaporkan tentang kekerasan fisik dan psikologis, termasuk penyiksaan, pemerkosaan, dan berbagai bentuk penyiksaan lainnya. Banyak di antara mereka yang terpaksa menandatangani dokumen yang merelakan hak-hak mereka dan menyangkal kepercayaan agama mereka. Dalam situasi ini, harapan untuk mendapatkan keadilan dan kebebasan semakin suram.
Hong Kong, sebagai wilayah semi-otonom di bawah Tiongkok, juga mulai merasakan dampak dari kampanye penindasan ini. Masyarakat internasional mengamati dengan cermat bagaimana model penindasan di Xinjiang dapat diterapkan pada wilayah lain di Tiongkok. Ada kekhawatiran bahwa penindasan terhadap Uighur ini mungkin menjadi template untuk pengawasan yang lebih luas terhadap masyarakat sipil di Tiongkok.
Banyak negara dan organisasi internasional mulai menanggapi situasi di Xinjiang dengan mengeluarkan pernyataan resmi, bahkan beberapa negara telah mengenakan sanksi terhadap pejabat Tiongkok yang terlibat dalam kebijakan tersebut. Masyarakat sipil di berbagai belahan dunia juga menunjukkan solidaritas terhadap Uighur melalui kampanye media sosial dan demonstrasi damai.